Selasa, 28 November 2017

Sejarah Singosari dari tahun ke tahun


 Candi Singosari


       Mencari kebenaran informasi  tentang  Singosari, bagaikan mencari jarum dalam jerami.Bagaimana tidak, literatur satu dan yang lain sering tidak nyambung. Maka, Khusus untuk Arsip ini, kami akan perbaharui jika ada informasi baru yang disertai data valid.
       Dikarenakan beberapa informasi kurang nyambung dengan informasi lainnya, maka cara penulisan akan kami atur berdasarkan lini waktunya, mudah-mudahan ini akan bermanfaat untuk kita semua.
    Beberapa Literatur dan bukti sejarah Mengenai tulisan ini  juga menjadi acuan penting  seperti  Foto"  artefak ,  Negara Kertagama , Serat Pararaton  yang kami dapatkan juga lewat online dari berbagai sumber.


artefak  Negara Kertagama

- 1191-1922. Ken Arok menjadi akuwu di Tumapel dan berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri yang waktu itu di perintah oleh Raja Kertajaya.
-1222 Kerajaan Singhasari lahir  dengan raja pertamanya Sri Ranggah Rajasa Amurwabhumi. yang dikenalkan oleh serat pararaton sebagai Ken Arok
.   Dengan begitu, anak cucunya yang selanjutnya memerintah Singasari disebut Dinasti Rajasa.



-1222-1247 -  Ken Arok Naik tahta menjadi Raja pertama di Kutaraja yang kemudian bernama Singhasari.
-1247-1248 - Anusapati naik tahta menggantikan Ken Arok
-1248-1268 - Wisnuwardhana naik tahta menjadi raja
-1255  Dibuatnya Prasasti Mulamalurung  yang menceritakan tentang struktur politik Singasari
 Prasasti Mulamalurung
-1268 Wisnuwardhana Meninggal  dan Kertanegara pun naik tahta  menggantikannya

Sebagai raja, Kertanegara bergelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dia bercita-cita untuk mempersatukan semua wilayah Nusantara di bawah kekuasaan Singhasari.


-1275  Ekspedisi Pamalayu. Kertanegara mengirim utusan dan pasukan ke Melayu. Pengiriman utusan tersebut bertujuan untuk mempererat hubungan dengan Kerajaan Melayu, sekaligus untuk merebut jalur perdagangan di Selat Malaka guna membendung Kerajaan Sriwijaya.

Kertanegara menganggap bahwa penguasaan Selat Malaka sangat diperlukan untuk menahan kemungkinan adanya serangan dari Mongol yang saat itu diperintah oleh Kaisar KubilaiKhan.


- 1280, 1281, dan 1286 .Kaisar Kubilai Khan saat itu memang sedang giat memperluas kerajaannya. Berkali-kali ia mengirim utusan kepada Kertanegara agar tunduk pada kekuasaan Mongol.

-1289 ,Kubilaikhan  kembali mengirim utusan yang bernama Meng Chi. Kertanegara yang biasanya menolak baik-baik permintaan Kubilai Khan, kali itu merasa marah sekali.

Surat Kubilai Khan yang dibawa Meng Chi dirobek-robek, kemudian utusan tersebut dipotong kedua telinga dan hidungnya, serta rambutnya digunduli. Di kepala Meng Chi, ditulisnya surat balasan yang menyatakan bahwa ia tak akan pernah takluk pada raja mana pun.
Kubilai Khan sangat marah sekali atas perlakuan Kertanegara pada utusannya. Dia langsung mengirim ribuan pasukan ke Pulau Jawa.

-1292 pasukan Kubilaikhan tiba di Jawa , Kertanegara telah wafat karena terjadi pemberontakan Kediri yang dipimpin Jayakatwang.

Namun pada saat terjadi pemberontakan, seorang menantu Kertanegara yang bernama Raden Wijaya melarikan diri ke Madura dan meminta perlindungan Bupati Madura Arya Wiraraja. Dengan bantuan Arya Wiraraja, Raden Wijaya berhasil membentuk pasukan.  Kemudian, begitu mengetahui bahwa pasukan Mongol telah tiba di Jawa, maka Raden Wijaya pun menggunakan muslihatnya. Kepada pasukan Mongol, dikatakannya bahwa Jayakatwang adalah raja Singasari yang mereka cari.

Pasukan Mongol pun menyerang istana Singasari yang telah dikuasai Jayakatwang dan berhasil. Sehingga berakhirlah kekuasaan Jayakatwang di Singhasari.

-1293 .Raden Wijaya Mendirikan Kerajaan Majapahit.
   Kejayaan Majapahit terjadi saat masa pemerintahan Prabu Hayamwuruk dan Patihnya yang terkenal Gajah Mada  dengan sumpah Palapa nya

-1365. Mpu Prapanca membuat Karya Kakawin  Negarakertagama
-1478 . Majapahit mengalami kemunduran
-1514 . Rui de Brito (Gubernur Portugis Malaka) membuat laporan pada Raja Manoel  Bahwa di Pulau Jawa  ada 2 Raja . Raja Sunda dan Raja Jawa.

-1518-1521. Berangsur-angsur terjadi pergeseran politik Kekuasaan dari Majapahit ke Demak yang di pimpin oleh Adipati Unus ( Putra Raden Patah)
  ---sumber : Majapahit 1478

- 1803 . Lewat laporan kepurbakalaan, Nicolaus Engelhard, seseorang Gubernur Pantai Timur Laut Jawa. dia mengatakan tentang reruntuhan candi di wilayah dataran tandus di Malang.
       Ketika memberikan laporan kepada atasannya, ia mengatakan ada dua alasan pemindahan arca di situs tersebut. Pertama, candi tak lagi menjadi obyek pemujaan. Kedua, banyak bagian candi yang rusak dan ia berusaha untuk menyelamatkan situs arkeologi itu.

Beberapa Arca Penting yang diambil Engelhard waktu itu :
 Patung Ganesha duduk kini ada Di Belanda
Patung Lembu Nandi Kini ada di Belanda
Arca Bhairawa Kertanegara

Patung Airlangga

-1811-1815 . Raffles dengan nama lengkap Sir Thomas Stamford Bingley Raffles  berkebangsaan Inggris, Sebagai Gubernur Letnan 'sisipan' Pemerintah Inggris, dia mengunjungi beberapa reruntuhan bangunan era Hindu Budha pada masa pemerintahannya  antara tahun 1811-1816.
 Sedikit banyak dia mempunyai jasa mengangkat Jawa secara komprehensif  ke dalam lingkup pengetahuan tingkat Dunia lewat tulisannya yang di bukukan dalam >>" The History Of Java" <<

-1825-1830 Terjadi Perang Diponegoro,  Kiai Chamimuddin  yang pernah menjadi laskar Diponegoro masuk wilayah Singosari sekitar tahun 1830-1835
-1850  Pondok Pesantren Pertama di Singosari dibangun oleh Kyai Chamimuddin .
setelah Mbah Chamimuddin berpulang, pemangku ponpes dan masjid adalah Mbah Kyai Thohir.


- 1894 Kakawin Negarakertagama diselamatkan oleh J.L.A. Brandes, seorang ilmuwan Belanda yang mengiringi ekspedisi KNIL di Lombok., menyelamatkan isi perpustakaan Raja Lombok di Cakranagara sebelum istana sang raja akan dibakar oleh tentara KNIL.

Jan Laurens Andries Brandes





-1901.  Komisi Arkeologi Belanda melaksanakan pennelitian ulang serta penggalian.




-1934-1937  Departemen Survey Arkeologi Hindia Belanda Timur merestorasi  Candi Singosari




     Dan sejak saat itu, Candi SIngosari tidak mengalami perubahan besar, kecuali informasi arca" yang hilang di sekitar Candi hingga saat ini

Senin, 27 November 2017

Catatan Raffles tentang Singosari

Sebelum membahas catatannya tentang Singosari, ada baiknya kita mengenal siapakah Raffles ini ?


         Raffles dengan nama lengkap Sir Thomas Stamford Bingley Raffles lahir pada tanggal 6 Juli 1781 di lepas pantai Jamaica dan meninggal pada tanggal 5 Juli 1826 di London, Inggris. Pada tahun 1795, Raffles mendapat pekerjaan pertamanya di East India Company (EIC) sebagai pegawai di perusahaan tersebut. Atas kerja kerasnya, pada tahun 1804 Raffles dipindahkan ke Penang (kemudian Prince of Wales) dan dipromosikan sebagai Asisten Sekretaris Kepresidenan untuk wilayah Malaysia.
        Kepiawaiannya dalam memerintah di daerah Malaysia dan pemahaman berbahasa Melayu membuat Raffles ditunjuk sebagai penerjemah bahasa Melayu oleh pemerintahan Inggris. Pada tahun 1811, ia ditunjuk Inggris untuk menjadi Gubernur Letnan di Jawa 
        Sebagai Gubernur Letnan 'sisipan' Inggris, dia mengunjungi beberapa reruntuhan bangunan era Hindu Budha pada masa pemerintahannya  antara tahun 1811-1816. Sedikit banyak dia mempunyai jasa mengangkat Jawa secara komprehensif  ke dalam lingkup pengetahuan tingkat Dunia lewat tulisannya yang di bukukan dalam " The History Of Java"




Baca juga >>    -  Nasib ArtefakPeninggalan Singosari
                          -  Foto " Singosari Jaman Belanda

Untuk arsip History Of Java bisa di >> download DISINI 
 
    Bersama asistennya dia mengumpulkan banyak data mengenai Flora & Fauna, Bahasa , Kesenian, hingga sejarah pulau tersebut .
   Raffles menyimpulkan  bahwa penduduk Jawa pada jaman kuno sudah memiliki peradaban yang sangat tinggi, dan di masa-masa selanjutnya mengalami penurunan.
sebagian catatan perjalanannya saat mengunjungi Singhasari adalah sebagai berikut :
.-..." Pertama tama kami melanjutkan perjalanan dari Pasuruan menuju Lawang dengan menunggangi kuda-kuda kami di dekat reruntuhan benteng yang untuk beberapa waktu bertahan menghadapi serangan Belandaketika mereka berusaha menguasai distrik-distrik ini
      Agak jauh dari situ, di antara Lawang dan Malang, kami ditunjukkan tempat pertempuran yang terkenal itu berlangsung. Keluarga bupati yang berkuasa saat ini ditunjuk pertama kali karena sumbangsih yang mereka berikan dalam peperangan tersebut. Jalan raya dari Pasuruan ke Lawang sebagian besar melalui daerah hutan yang menurut pengamatan kami didominasi oleh pohon beringin.
      Keesokan harinya kami mengunjungi reruntuhan SingaSari, terletak hanya beberapa langkah saja dari pintu masuk hutan jati yang berada sekitar 4 mil dari Lawang dan berada di sebelah kanan jalan menuju Malang. Obyek pertama yang menarik perhatian kami adalah reruntuhan candi. Candi tersebut merupakan bangunan berbentuk kotak, dengan sebuah pintu masuk di bagian baratnya; tinggi bangunan tersebut saat ini mungkin sekitar 30 kaki. Di atas pintu masuk terdapat sebuah kepala besar berwajah buruk dan tampaknya sebuah hiasan serupa juga terdapat di setiap sisi bangunan tersebut, tepat di atas ceruk-ceruk yang masih selaras dengan pintu masuk di bagian barat. Pada salah satu ceruk tersebut kami melihat sebuah patung yang terbaring rata dengan tanah serta tak berkepala. Pada ceruk lain di mana terdapat sebuah lapik kosong, menurut informasi yang kami dapat, Mr. Engelhard telah membawa pergi patung yang berada di ceruk itu. Di tempat seharusnya ceruk ketiga berada, batu-batunya telah dibongkar dan adanya sebuah lubang galian dalam di sana tidak hanya memperburuk penampilan bangunan itu, tetapi juga membuat kerusakan parah pada sisi bangunan. Kerusakan ini juga diakibatkan oleh ulah kaki tangan Mr. Engelhard.
      Begitu memasuki candi, di mana kami harus menapaki undakan batu yang tampaknya dulu digunakan sebagai anak tangga, kami melihat sebuah lubang galian dalam dan sebuah batu persegi besar yang kelihatannya tercabut dan tergeletak pada satu sisi di tanah. Kami memerintahkan agar lubang itu diisi kembali dan batu itu dikembalikan ke tempatnya semula. Ada sebuah lubang berbentuk lingkaran yang menembus tepat di tengah-tengah batu tersebut. Apakah ini berarti batu itu dulu digunakan sebagai altar, sebagai lapik untuk sebuah patung atau sebuah yoni , kami sendiri tidak tahu pasti.
        Di daerah yang tidak ada bangunannya, pada bagian reruntuhan yang dulu tampaknya merupakan sebuah teras bawah, kami melihat dua buah patung penjaga, dengan gada di tangan mereka yang disandarkan di bahu. Wajah mereka benar-benar sudah rusak dan bentuk mereka sangat kasar. Kami dapat dengan mudah menemukan kesamaan mereka dengan patung-patung penjaga di Brambanan (Prambanan). Akan tetapi, tinggi patung-patung ini tidak lebih dari 3 kaki.
        Peralatan, hiasan dan gaya candi ini secara umum tidak terlalu berbeda dengan candi-candi megah di Brambanan; ukiran dinding dan cetakan batuannya tidak kalah kaya dan dibuat sama halusnya dengan yang di Brambanan. Bentuk luar bangunan boleh berbeda, tetapi ceruk, atau ruangan dalam, tampaknya memiliki pedoman yang sama. Tidak ada lubang agar cahaya bisa masuk dari atas.
        Melanjutkan perjalanan singkat lebih jauh ke dalam hutan, kami menemukan beberapa patung tokoh mitologi Hindu dalam kondisi yang masih sangat baik dan dibuat dengan sangat teliti lebih dari apapun yang pernah kami lihat sebelumnya di pulau ini. Di bagian tengah, tanpa mendapatkan perlindungan dari cuaca, terdapat Nandi si banteng dalam keadaan yang masih cukup baik, kecuali untuk tanduknya. Patung ini memiliki panjang lebih dari 5,5 kaki, dalam kondisi baik dan dibuat dengan keahlian tinggi juga proporsi yang sempurna.
          Dekat dengan patung banteng itu dan tidak jauh dari sebuah pohon, terdapat sebuah patung Brahma yang sangat indah. Keempat kepala masih dalam keadaan sempurna, kecuali pada satu kepala yang kehilangan hidungnya. Patung ini memiliki ornamen sangat banyak dan mengenakan pakaian yang lebih meriah dari biasanya…
        Pada jarak yang agak jauh sekitar 100 yard dari lokasi ini, kami menemukan sebuah patung Ganesa yang luar biasa dalam ukuran raksasa, dibuat dengan sangat teliti dan dalam kondisi sangat baik. Lapik tempatnya berada dikelilingi oleh tengkorak manusia dan tampaknya tengkorak-tengkorak ini tidak hanya digunakan sebagai anting-anting, tetapi juga digunakan untuk menghias semua bagian yang bisa mereka hias. Kepala dan belalai patung ini sangat mirip dengan kepala dan belalai gajah asli. Patung itu kelihatannya didirikan di atas sebuah panggung yang terbuat dari bat. Dari beberapa batu yang berserakan di sekitarnya bisa saja dulu patung ini ditempatkan di dalam sebuah ceruk atau candi.
        Lebih masuk ke dalam hutan, tidak jauh dari sana, kami menemukan sebuah patung raksasa yang lain. Patung ini memiliki tanda yang sama dengan patung penjaga yang ada di Brambanan. Patung ini jatuh telungkup pada pintu masuk teras batu yang ditinggikan. Namun, orang-orang telah menggali dan menyingkirkan tanah di sekeliling patung tersebut sehingga kami bisa memeriksa wajah dan bagian depan patung ini dengan lebih jelas. Patung ini memiliki panjang 12 kaki dan lebar bahu 9,5 kaki dengan dasar sepanjang 9 dan 5 kaki serta dipahat dari satu batu utuh besar. Patung ini dibuat seakan-akan sedang duduk bersimpuh, dengan kedua telapak tangan memegang lututnya, tetapi patung ini tidak memiliki gada meskipun bisa jadi gada itu dicuri. Ekspresi mukanya sangat jelas dan hidungnya pun mancung. Namun, figur ini, begitu juga mulut dan dagunya, telah rusak akibat ulah orang.
        Patung ini tampaknya jatuh dari teras tinggi yang tidak jauh dari situ. Teras yang saat ini sudah berupa reruntuhan ini memiliki ketinggian sekitar 18 kaki dan terbuat dari batu, di mana lempeng batuan besar berukuran panjang 5 kaki dengan lebar 4 kaki serta tebal 3 kaki menyusun bagian atas teras ini. Tidak lama kemudian kami menemukan patung kedua dengan ukuran sama tidak jauh dari situ; tidak diragukan lagi bahwa patung-patung ini adalah penjaga pintu masuk candi-candi ini.
          Setelah mengunjungi semua yang bisa diselidiki di sekitar Singasari, kami melanjutkan perjalanan kembali menuju Malang, sejauh 13 pal dari Lawang, dan pada malam hari kami mengunjungi reruntuhan Supit Urang, biasanya disebut Kotah Bedah (Bedah Kuta) atau benteng yang ditinggalkan. Situs ini digunakan sebagai perlindungan terakhir para pengungsi dari Majapahit.
       Dinding benteng ini terdiri dari batu bata dan bagian dasarnya dapat ditelusuri dengan mudah. Kami mengelilingi sisi-sisinya, dan sejauh yang dapat kami perkirakan, kelilingnya tidak kurang dari dua mil. Benteng ini merupakan figur yang berbeda dari biasanya, letaknya kokoh dalam posisi di pertemuan antara dua sungai yang mengalir mengelilingi 3-4 dinding. Kedalaman dari dinding ke sungai sekitar 50-100 kaki dan di beberapa tempat lebih dalam lagi. Sebuah parit yang dalam dialirkan dari sebuah sungai ke arah sungai yang lain, yang dapat dengan mudah diatur dengan menutup aliran dari sungai. Lebarnya sekitar 75 kaki dan kedalamannya tidak kurang dari 50 kaki. Keadaan saat ini tidak diragukan lagi telah tertimbun, dan bahkan di beberapa bagiannya telah ditanami. Tampak beberapa tempat pemukiman dengan dinding dan sistim bercocok tanam yang baik, terutama tembakau.
Keesokan harinya kami melanjutkan untuk mengunjungi reruntuhan di Kedal dan Jagu, jaraknya sekitar 7 mil, yang terakhir hampir 4 mil dari Malang, menuju ke arah tenggara. Di Kedal terdapat sisa-sisa sebuah candi yang sangat indah dari batu, tingginya sekitar 35 kaki. Bangunan itu disangga seekor singa di setiap pilar dari empat pilar yang ada dan juga pada tangga pintu masuk. Di bagian tengah pada tempat yang lebih rendah, antara singa-singa itu, terdapat patung dalam bentuk relief di dinding. Hasil cetakan pahatan di dinding ini mempunyai gaya yang sama dengan yang ditemukan di Brambanan dan Boro Bodo, tetapi masih lebih indah. Bangunan ini dikelilingi dinding dan di bagian depan terdapat teras. Kamar-kamarnya mempunyai bentuk yang sama dengan candi-candi di Jawa. Di atas pintu masuk terdapat kepala gorgon, dan kamarnya sendiri berupa lubang yang dalam. Tidak ada patung Hindu atau jejak-jejak mitologi Hindu, kecuali singa-singa itu, dan patung-patung dalam relief yang telah disebutkan di atas. Semua ini ditampilkan lagi dalam bentuk yang sama, tetapi mempunyai perbedaan dalam perlengkapannya. Di salah satu dari tiga sisinya terdapat ular naga besar melilit di atas kepala, ekornya dipegang di tangan kanan, dan tangan lainnya memegang kendi, dengan kepala ular mencapainya, yaitu di bagian kepala patung, dan pada bagian yang lain terdapat patung wanita yang bersandar pada kepala seekor ular naga. Candi ini juga diselimuti lebatnya hutan. Di Jagu, kami menemukan reruntuhan dalam jarak beberapa yard masuk ke dalam hutan, tetapi bangunan ini tampaknya mempunyai ukuran lebih besar daripada candi-candi lainnya. Dasar bangunan utama lebih besar daripada candi-candi lain yang pernah kami kunjungi di bagian barat pulau, dan di sana terdapat dua atau tiga teras bertingkat , tetapi atapnya dan bagian belakang bangunan telah hilang. Di belakang reruntuhan dan pada titik yang sama telah roboh, dan terdapat sebuah patung Hindu yang rapuh. Bagian dasar patung ini masih utuh dan tergeletak di dekatnya. Kepalanya telah dibawa ke Malang beberapa tahun lalu oleh orang-orang Belanda. Pada bagian belakang, kami menemukan sebuah prasasti dalam huruf Dewanagari, dan oleh orang Sepoy yang menemani kami menyatakan bahwa itu adalah tulisan Sanskrit. Karakter di tiap sisinya sangat berbeda, tetapi bagian yang ada di belakang kepala telah terhapus. Bangunan ini mempunyai banyak ornamen yang merupakan hasil pahatan, dan berbagai rangkaian cerita pertempuran antara angkatan perang manusia dan angkatan perang raksasa. Patung-patung ini diukir dengan kasar dan tidak proporsional, tetapi secara umum kekayaan ini lebih berpengaruh daripada gaya ornamen Boro Bodo. Di tempat ini berbagai prosesi dan sikap perilaku diceritakan dalam bagian-bagian yang berbeda, tetapi kami tidak dapat mengamati sosok lain atau objek pengorbanan lain yang sesuai di sepanjang hiasan dinding yang terdapat di sana. Kami banyak menemukan burung-burung dan binatang buas dalam berbagai diskripsi yang saling berhubungan. Di salah satu bagian terdapat sebuah pohon palem di antara dua ekor domba yang saling berdekatan, dan di sisi lain terdapat seekor babi hutan yang bentuknya sampurna, terutama sebagai benda yang menyertai pengorbanan. Pada jarak yang tidak terlalu jauh dari bangunan utama, katakanlah seratus yard, berdiri reruntuhan yang kelihatannya mempunyai teras yang ditinggikan hingga sekitar 20 kaki. Di salah satu sisi kita harus mendaki dengan tangga batu yang bentuknya masih baik. Sebelum meninggalkan Malang, kami mengambil sket dari dua patung yang diambil dari depan dan juga patung seorang laki-laki aneh dengan rambut terikat. Di Malang, kami menerima dari Tumenggung sebuah kotak kayu segi empat berisi sebuah lingam emas. Tiga bulan sebelumnya, sebuah kotak di bawah tanah ditemukan oleh seorang petani ketika menggali batu untuk digunakan sebagai tungku. Lingam itu masih dalam keadaan utuh dengan dua batu kecil berwarna merah, seperti ruby. Salah satu hilang sebelum diberikan kepada saya, sedang batu yang lain akan kami pelajari."......-


Tidak hanya tulisan, beberapa file gambar sketsa tangan  juga kami dapatkan :

 Candi Singosari
  Candi Distrik Karang lo  (sumber : singosari.info)
 Peta Lokasi reruntuhan  Candi Singosari

Arca yang diambil oleh Engelhard ( orang Belanda)

Sumber:
The History of Java – Sir Thomas Raffles
Jawa Tempo Doeloe – James R. Rush

Aplikasi Singosari di Android

       Aplikasi Singosari ini  tidak sengaja kami  temukan saat browsing di playstore milik Google.
Setelah kami pelajari, ternyata  aplikasi dengan nama Singosari ini bercerita tentang sejarah Singhasari sebagai cikal bakal Kerajaan Majapahit .
      The Origin Of Majapahit ( Asal mula Majapahit ) menjadi informasi yang akan di terangkan lebih banyak. bahkan sebagai welcome Video nya  mulai ditampilkan gambaran penemuan puing-puing Candi Singosari oleh pasukan Belanda.
     Aplikasi ini dibuat oleh Muzar atas arahan dari  National Museum Of Etnology ( Leiden, Belanda yang mengklaim telah memegang lebih dari 240.000 objek dan 500.000 sumber audio visual dari seluruh dunia) bekerja sama dengan Mueum Nasional Indonesia , sebuah lembaga penelitian untuk studi warisan budaya dan rekreasi ( Perusahaan ini mengklaim  sedang mengelola dan menjaga koleksi nasional dari 170.000 benda cagar buda Indonesia.)
Penyelamatan dan pelestarian budaya pada dasarnya ditujukan untuk kepentingan publik. Tujuan kami adalah untuk menciptakan kesadaran akan pentingnya warisan  sejarah budaya Nasional kita dan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam hal ini
       Jika anda penasaran, bisa mendownload aplikasi Android ini di Playstorenya Google

Baca Juga >> CATATAN RAFFLES

Tampilan 


Klik Download  disini >>  SINGOSARI
 

Sertijab Danramil Singosari

     Bertempat di Pendopo Kecamatan Singosari, pada hari ini 27/11/2017 berlangsung  Lepas Sambut Komandan Rayon mililiter  Singosari.acara  ini masih dalam  rangkaian  kegiatan Serah terima Jabatan Danramil 0818/26 Singosari dari Kapten Inf. Sujiono kepada Kapten Arm. Abdul Qodir.
     Beberapa hari yang lalu KODIM 0818 diberitakan melakukan penyegaran Organisasi di Wilayah Malang Raya.
 Komandan Kodim 0818 Kabupaten Malang – Kota Batu, Letkol Inf Ferry Muzawwad mengatakan bahwa prinsipnya mutasi jabatan di lingkungan TNI AD merupakan hal yang biasa.
     Hal itu dimaksudkan untuk memberikan penyegaran dan pengalaman tugas guna peningkatan karir bagi para Perwira. “Tidak hanya berlaku pada saat ini saja, akan tetapi bila satuan perlu atau membutuhkan mutasi untuk kepentingan organisasi kapanpun bisa dilaksanakan,” ujar Letkol Inf Ferry Muzawwad, Senin (20/11).
    Kapten Arm. Abdul Qodir sebelumnya bertugas sebagai Danramil Karangploso, namanya sempat mencuat pada saat terjadi kasus  kematian beberapa kambing di wilayah Karangploso yang misterius dan tidak wajar. Kapten Inf.Sujono sendiri akan berpindah tugas sebagai Danramil di Kecamatan Bumiaji, Batu


     Sebagaimana  yang kita ketahui bersama ,KORAMIL ( Komando Rayon Militer ) adalah satuan teritorial dan berada tingkat kecamatan bagian dari TNI Angkatan Darat yang langsung berhubungan dengan pejabat dan masyarakat sipil. Koramil berada di bawah kendali KODIM (Komando Distrik Militer), Pemimpinnya adalah Komandan Rayon Militer (Danramil) dengan pangkat Mayor / Kapten dan seorang Bintara tinggi untuk jabatan Danposramil dengan pangkat (Peltu/Pelda)
      Selamat datang dan selamat Bertugas di Singosari, Kapten Arm. Abdul Qodir ..

Minggu, 26 November 2017

GIGI Band 2003

    Beberapa Event besar  dengan mengundang grup band papan atas blantika musik Indonesia  pernah dilakukan beberapa kali di Lapangan Tumapel Singosari. Kali ini, lewat informasi di FB Grup  Singosari, kami mendapatkan informasi postingan foto" saat event berlangsung.
  Grup Band Gigi resmi dibentuk di Bandung  pada tanggal 22 Maret 1994. Pada awalnya Grup Band ini terdiri atas Armand Maulana sebagai vokalis, Thomas Ramdhan sebagai bassis, Dewa Budjana sebagai gitaris, Ronald Fristianto sebagai drummer , dan Baron Arafat sebagai gitaris.



       14 thn yang lalu " Jum'at 17 oktober 2003 "
Lapangan tumapel Singosari pernah menjadi venue konser musik berskala nasional " GIGI & AUDY " dan 3 band lokal sebagai pembuka konser waktu itu, di antaranya Sonik band,suncafea dan WM band.
Tidak kurang dari 7300 pasang mata menyaksikan secara langsung perhelatan konser musik tsb.
selamat bernostalgia


    Berikut ini Foto" Gigi Band  saat tampil di Lapangan Wonojati , Tumapel


Poster  tahun 2003



 Jaman dulu juga ada sesi khusus untuk selfie'  yang dilakukan oleh panitia :)



 Perform di panggung















Sabtu, 25 November 2017

Profil Kecamatan Singosari

- Peta Online -
Profile
Kecamatan Singosari merupakan salah satu dari 33 Kecamatan di Kabupaten Malang yang memiliki luas wilayah 14.876 Ha  (kurang lebih  68,23 km²  dengan jumlah penduduk  sekitar 200.000 jiwa.) dengan batas wilayah :
Sebelah Utara : Kecamatan Lawang
Sebelah Timur : Kecamatan Jabung
Sebelah Selatan : Kecamatan Blimbing (Kota Malang)
Sebelah Barat : Kecamatan Karangploso

Kecamatan Singosari terletak pada ketinggian 487 meter dpl dengan suhu rata-rata 22 °C-32°C serta curah hujan rata-rata 349 mm per tahun.


Kantor Kecamatan Singosari berada di  Jl. Tumapel 38 Singosari Telp. (0341) 458009
Dari segi administratif wilayah Kecamatan Singosari terbagi dari 3 Kelurahan dan 14 Desa , 
antara lain :
  1. Ardimulyo
  2. Banjararum
  3. Baturetno
  4. Dengkol
  5. Gunungrejo
  6. Klampok
  7. Langlang
  8. Purwoasri
  9. Randuagung
  10. Tamanharjo
  11. Toyomarto
  12. Tunjungtirto
  13. Watugede
  14. Wonorejo
  15. Losari (kelurahan)
  16. Pagentan (kelurahan)
  17. Candirenggo (kelurahan)

  Singosari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Kecamatan ini berada di sebelah utara Kota Malang, kecamatan ini dilintasi jalur utama Surabaya-Malang dan termasuk sebagai daerah titik macet terparah di Malang. Namun dari sisi SDM Singosari bisa dikatakan sebagai salah satu dari urutan teratas kecamatan termaju dan paling terpandang di Kabupaten Malang. Terletak pada ketinggian 400-700 meter dpl, Singosari beriklim sejuk. Daerah yang lebih tinggi berada di sebelah barat di kaki Gunung Arjuno di mana sebagian besar wilayahnya diperuntukkan bagi perkebunan (kopi), kehutanan (mahoni) dan peternakan (ayam) sehingga populasi penduduknya jarang. Bersama dengan Lawang dan Kepanjen,

Sejarah

   Nama Singosari berasal dari Singhasari (Kerajaan Singhasari), sebuah kerajaan besar pada abad ke 10 yang ibukotanya berada di wilayah kecamatan ini dengan rajanya Kertarejasa Jaa Wardhana Sang amurwabhumi yang kemudian terkenal bernama Ken Arok dan Kertanegara. Keturunan dari Kertanegara adalah Wijaya yang menjadi pendiri Kerajaan Majapahit. Salah satu peninggalan kerajaan tersebut yang kini menjadi salah satu tempat wisata andalan adalah Candi Singosari dan sepasang patung Dwarapala yang merupakan patung terbesar di Indonesia, menurut penjaga situs sejarah ini,
   Arca Dwarapala merupakan pertanda masuk ke wilayah kotaraja, namun hingga saat ini tidak ditemukan secara pasti di manan letak kotaraja Singhasari. Selain itu juga terdapat sebuah candi Budha atau tepatnya stupa di desa Sumberawan dan diberi nama sesuai nama desa itu yaitu Candi Sumberawan. Candi Sumberawan sering dipakai umat Budha sebagai pusat perayaan Hari Raya Waisak di Kabupaten Malang.

Keadaan Alam

Keindahan alam Singosari tidak ada duanya dikecamatan lain, Gunung Arjuna yang menjulang tinggi memperlihatkan keelokanannya dimata turis. Gunung Arjuna adalah gunung tertinggi ke-3 di Jawa. Singosari dengan ketinggian 400m dpl terpengaruh ketinggian dari Gunung Arjuna. Suhu rata-rata Singosari adalah 17-27 derajat celcius. Cukup sejuk untuk kawasan di Indonesia. Selain itu dikaki Gunung Arjuna tepatnya di desa Sumberawan adalah desa wisata dengan adanya sebuah candi/stupa ditengah-tengah hutan pinus yang asri, disampingnya juga terdapat sumber air yang jernih. Jalur menuju kesana juga tidak sulit, jika dari arah Singosari anda cukup menuju candi Singosari lalu naik ojek disekitar candi untuk minta diantarkan ke desa Sumberawan.

Perindustrian

Pesatnya perkembangan Kota Malang serta letak Kecamatan Singosari yang berbatasan langsung dengannya menjadikan seolah-olah Kecamatan Singosari menyatu dengan Kota Malang terutama di sepanjang poros jalan raya Malang-Surabaya. Karena lokasinya yang strategis, beberapa industri besar dan menengah membangun pabriknya di Singosari, antara lain :
  • PT. Bentoel
  • PT. Kencana Tiara Gemilang
  • PT. Beiersdorf Indonesia
  • PT. Morodadi Prima
  • PT. Phillip Morris
  • PT. Indomarine, 
  • PT Unggul
  • PT  

Pertanian dan Perkebunan

   Meskipun sudah menjadi daerah industri namun budaya agraris masih kental di daerah ini. Hal ini bisa dilihat di pasar Singosari di mana dengan mudah dijumpai toko-toko yang menjual alat-alat pertanian tradisional seperti cangkul, sabit, lempak, bajak sapi dll, begitu juga dengan toko-toko yang menjual pupuk, pestisida dan benih unggul. Khusus untuk hari Senin dan Jumat akan ada pasar hewan di mana para penjualnya (blantik) dapat dikenali dengan mudah karena kebanyakan dari mereka memakai topi koboi. Hasil pertanian yang utama adalah padi disusul dengan palawija dan buah-buahan seperti  langsep, duku, mangga dan sawo. Kebanyakan buah-buahan tersebut ditanam secara sporadis di pekarangan rumah atau kebun. Beberapa daerah yang mengandalkan irigasi tadah hujan ditanami tebu selama musim penghujan seperti Dengkol, Watugede, Baturetno dan Banjar Arum. Selain itu terdapat Balai Inseminasi Buatan di Desa Sumberawan dan Balai Benih Induk Palawija di Desa Songsong.

Markas Militer

Sejak masa penjajahan Belanda, wilayah Malang merupakan markas dari beberapa institusi militer dan hal itu berlanjut sampai Republik Indonesia berdiri. Beberapa institusi militer yang bermarkas di Singosari antara lain, Batalyon Artileri Medan 1/105, Batalyon Kavaleri 3/Serbu, Divisi Infanteri 2/Kostrad.

Pendidikan

Beberapa institusi pendidikan yang ada di Singosari antara lain:
  • Sekolah Dasar atau Sederajat
    • SD Islam Alma'arif 01 Singosari
    • SD Islam Alma'arif 02 Singosari
    • SD Negeri Tamanharjo 02 Singosari
    • SD Negeri Pagentan 01 Singosari
    • SD Negeri Pagentan 02 Singosari
    • SD Negeri Pagentan 03 Singosari
    • SD Negeri Pagentan 04 Singosari
    • SD Negeri Pagentan 05 Singosari
    • SD Negeri Candirenggo 01 Singosari
    • SD Negeri Candirenggo 02 Singosari
    • SD Negeri Candirenggo 03 Singosari
    • SD Negeri Klampok 01 Singosari
    • SD Negeri Purwoasri 01 Singosari
    • SD Negeri Purwoasri 02 Singosari
    • SD Negeri Banjararum 01 Banjararum-Singosari
  • Sekolah Menengah Pertama atau Sederajat
    • SMP Negeri 1 Singosari
    • SMP Negeri 2 Singosari
    • SMP Negeri 3 Singosari
    • SMP Negeri 4 Singosari
    • SMP Negeri 5 Singosari
    • SMP Negeri 6 Singosari
    • SMPI Al Ma'arif Singosari
    • MTs Al Ma'arif Singosari
    • SMP Al-Fattah Singosari
  • Sekolah Menengah Atas atau sederajat
    • SMK Terpadu Al-Ishlahiyah Singosari 
    • SMK Negeri 1 Singosari 
    • SMK Negeri 2 Singosari
    • SMK Plus AM Singosari
    • SMA Negeri 1 Singosari
    • SMA Islam Al-Ma'arif Singosari
    • SMA Negeri 1 Singosari
    • MA Al-Ma'arif Singosari
    • SMA Al-Fattah Singosari
  • Balai Latihan Kerja
    • Balai Latihan Kerja Industri
    • Balai Latihan Kerja Pertanian
Selain itu Singosari juga terkenal dengan julukan "Kota Santri" dikarenakan banyaknya Pondok Pesantren yang didirikan dan berkembang di wilayah Singosari, diantaranya adalah:
    • Pesantren Ilmu Al-Qur'an (PIQ)
    • Ribath Al-Murtadla Al-Islami
    • PP. Tahfidz Darul Qur'an, Watugede (PPHDQ)
    • PP. Al-Qur'an Nurul Huda (PPNH)
    • PP. Al-Ishlahiyah 
    • PP. Al-Fattah (Ar-Rifa'i)
    • PP. Hidayatul Mubtadiin, Kembang
    • PP. Bungkuk, Singosari

Transportasi

   Dengan beroperasinya penerbangan sipil dari Bandara Abdul Rachman Saleh maka Singosari kini terhubung malalui transportasi udara ke seluruh daerah di Indonesia. Maskapai yang melayani rute-rute tersebut adalah Sriwijaya Air, Garuda Indonesia dan Batavia Air. Jarak bandara dari Singosari + 8 km.
Karena letaknya yang berada pada jalan poros Surabaya-Malang maka semua trayek bus dari dan ke kota Malang pasti melewati Singosari. Berbagai rute angkot (angkutan perkotaan) maupun angkudes (angkutan pedesaaan) juga tersedia untuk menunjang mobilitas penduduk intra kecamatan maupun antar kecamatan, Diantaranya :
  • LA : Lawang-Arjosari
Menghubungkan Kecamatan Lawang, Kecamatan Singosari dan Kota Malang (Terminal Arjosari)
  • SKL : Singosari-Ketangi-Landungsari
Menghubungkan Kecamatan Singosari (Purwoasri, Tunjungtirto), Kecamatan Karangploso (Ngijo, Ketangi), Kota Batu (Pendem), Kecamatan Dau (Sengkaling) dan Kota Malang (Terminal Landungsari)
  • GLA : Glugur-Langlang-Arjosari
Menghubungkan Kecamatan Karangploso (Glugur), Kecamatan Singosari (Langlang) dan Kota Malang (Terminal Arjosari)
  • ST : Singosari-Tlogowaru
Menghubungkan Kecamatan Singosari (Banjar Arum), Kecamatan Pakis (Wendit) dan Kota Malang (Tlogowaru)
  • SK : Singosari-Karangploso
Menghubungkan Kecamatan Singosari dengan Kecamatan Karangploso
  • SP : Singosari-Purwoasri
  • SD : Singosari-Dengkol
  • SK : Singosari-Klampok
  • SS : Singosari-Sekarpuro
  • SL : Singosari-Langlang
Stasiun Kereta Api Singosari melayani penumpang kereta api kelas ekonomi jurusan Surabaya (Penataran). Sementara kereta api jurusan Jakarta (Matarmaja dan Kereta api Gajayana) tidak melewati Singosari karena lewat jalur selatan.

Seni dan Budaya di Singosari

    Penduduk Singosari terdiri dari warga yang mempunyai berbagai macam kultur dan budaya. Gelombang globalisasi tak luput juga memberikan dampak bagi anak muda di wilayah ini, terbukti dari terbentuknya kelompok punk dan grup band beraliran rock. Namun budaya Jawa juga tetap dipegang oleh warga Singosari. Sebutan Kota Santri juga dibuktikan dengan masih kuatnya kultur religius yang diaplikasikan oleh warga Singosari.
    Pemerintah Kabupaten Malang memproyeksikan Singosari sebagai salah satu destinasi wisata budaya dan wisata religi bagi wisatawan, salah satu perwujudannya adalah dengan digelarnya Grebeg Singhasari oleh jajaran pemerintah bersama warga Singosari untuk mencerminkan kejayaan Singosari, dulu maupun sekarang.

* Dari berbagai Sumber 


Selasa, 21 November 2017

Foto - Foto Singosari Jaman Belanda

Pada Jaman pendudukan Belanda banyak sekali arsip arsip yang diuat dan di simpan di Negara Belanda , Walaupun telah mereka klaim menjadi agian dari hak milik Pemerintah elanda, setidaknya ada beberapa yang sempat bocor ke publik, bahkan penulis mendapatkan banyak file" berupa foto" objek" bersejarah di wilayah Singosari  yang sempat diabadikan mereka, berikut foto" yang kami anggap penting :
Peta  Malang Jaman Belanda


 Arca Dwarapala
Dipercaya sebagai pintu gerbang  menuju suatu kerajaan
Kemungkinan Foto ini adalah  Foto Dwarapala yang terlawas, karena di foto-foto yang lain tidak ada terlihat tumpukan batu di belakang Arca Dwarapala tersebut.

 Foto Arca Dwarapala ini juga foto terlawas yang pernah ada, karena bagian kaki dwarapala mulai terlihat tenggelam ke tanah.

Candi Singosari

 Foto Candi Singosari ini adalah kemungkinan  foto ketika Candi Singosari akan di pugar nampak bagian sebelah utara belum sempurna 

Rekonstruksi Candi Singosari  1890


Prasasti -prasasti  dan artefak yang hilang entah dimana :

Prasasti Candirenggo :
 





 Masa masa Kemerdekaan

 Bung Karno saat berkunjung ke Malang
 Candi Sumberawan
 Batu kotak bertuliskan keterangan berbahasa Belanda di Candi Sumberawan
 Arca Dwarapala selatan mulai tenggelam sampai bagian pusar
 Arca Dwarapala selatan mulai tenggelam mendekati tangan

 Hingga tahun 1980an, Dwarapala Selatan masih tenggelam, di tahun 1986 ada upaya pengangkatan ke permukaan.


Orang Belanda menatap kagum pada Arca Dwarapala . Masterpice dari Jaman kejayaan Singhasari 
Pertigaan Karanglo







Cikar, adalah kendaraan yang banyak dipakai untuk mengangkut barang" berat, disini terlihat Roda yang dipakai masih terbuat dari kayu

Berikut Adalah foto" Jadul ( Jaman Dahulu) yang lain lain  
 Ada Jalur Trem yang melintang di sepanjang jalan Raya Singosari.  Mulai Pabrik Kulit sampai ke arah Kota Malang ( Kec. Blimbing)
Lokomotif Kereta Trem .