Anda sempat melihat membludaknya penonton Festival Lampion di Singosari kemarin? atau melihat berjubelnya penonton karnaval lain seperti Grebeg Maulid di Gunungrejo, penonton konser dangdut Monata di Sumberawan, atau jama'ah pengajian tiap selasa di Jl. Sidoagung dan di halaman MWC NU tiap jumat ? . semakin lama semakin bertambah banyak. Ini menggugah kami untuk memuat informasi beberapa penyebab bertambah padatnya jumlah penduduk di Singosari ini.
Dari hasil pengamatan di lapangan, mengapa wilayah Kecamatan Singosari memiliki jumlah penduduk yang amat padat , beberapa penyebab khusus, antara lain :
1. Singosari menjadi Kota dengan jumlah Pondok Pesantren yang cukup banyak. tentunya dengan semakin banyaknya santriwan dan santriwati dari luar kota dan beberapa dari mereka menemukan jodoh dan menetap di sini akan menambah jumlah penduduk.
2. Keberadaan perumahan TNI dan POLRI . Kostrad , Yonkav, Perumahan AURI dan Perumahan anggota POLRI juga turut andil dalam menambah jumlah penduduk. para prajurit yang masih bujang, ternyata banyak yang menemukan jodoh di kota ini, maka tidak heran, jika beberapa kontraktor perumahan memiliki ide untuk membuatkan Perumahan khusus untuk para anggota TNI , baik yang masih aktif maupun purnawirawan seperti Perumdam, Puskopad, Pagas,dll . Ini demi kenyamanan dan efekisiensi waktu bagi anggota TNI yang sedang bekerja mengemban tugas Negara.
3. Banyaknya pembangunan Perumahan Umum baru di Singosari juga memiliki andil dengan bertambahnya jumlah penduduk.Setelah peristiwa bencana Lumpur Sidoarjo, ternyata Singosari merupakan destinasi para korban lumpur. Dari pengakuan beberapa penduduk, Perumahan di daerah Mondoroko di dominasi oleh para penduduk dari daerah Porong yang menjadi korban Lumpur.
semakin banyaknya pembuatan cluster baru di wilayah perumahaan juga masih mendapat minat yang cukup bagus dari konsumen.
Dampak dari kepadatan penduduk ini banyak sekali, mulai dari aspek politik, budaya, perekonomian, bahkan sosial. Bertambahnya volume sampah, padatnya kendaraan mulai terasa dan menjadi penyebab berkurangnya kualitas udara dan air . Ini tentunya menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Dinas terkait untuk mengatasinya.wilayah Kelurahan Candirenggo dan Pagentan bahkan pernah di klaim menjadi kawasan kumuh dan mendapatkan bantuan anggaran dari Pemerintah pusat untuk berbenah.
Kepadatan Penduduk adalah perbandingan dari jumlah penduduk dibagi dengan luas wilayahnya. Contohnya : Setiap 1 Km2 wilayah dihuni oleh 120 penduduk, jika melebihi batas tersebut menyebabkan terjadinya ledakan penduduk.Ledakan Penduduk adalah peningkatan jumlah penduduk yang terjadi begitu cepat dan secara tiba-tiba di dalam satu wilayah. Singosari memang belum termasuk wilayah yang mengalami peledakan penduduk, namun tidak ada salahnya kalau kita mulai mengantisipasi bersama agar hal itu tidak terjadi.
Faktor faktor Penyebab Kepadatan Penduduk pada umumnya sebagai berikut :
1. Faktor Kelahiran
Faktor ini merupakan faktor yang
paling berpengaruh terhadap laju pertumbuhan penduduk. Contohnya di Jawa
timur, Data Badan Pusat Statistik Pada tahun 1971 jumlah penduduk jawa
timur mencapai 25 juta jiwa, pada tahun 1980 meningkat menjadi 29 juta,
pada tahun 1990 meningkat menjadi 32 juta, pada tahun 1995 meningkat
menjadi 33 juta, pada tahun 2000 meningkat menjadi 34 juta dan pada
tahun 2010 meningkat menjadi 37 juta jiwa. Jika ini pertambahan penduduk
ini terus terjadi, akan menyebabkan terjadinya kepadatan penduduk.
2. Faktor Iklim dan Tempat Strategis
Faktor ini juga menjadi salah satu
penyebab kepadatan penduduk. Dengan iklim yang nyaman dan letak tempat
yang strategis membuat penduduk beramai-ramai untuk menetap di wilayah
tersebut. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka secara
perlahan akan menyebabkan terjadinya kepadatan penduduk.
3. Faktor Ekonomi
Faktor ini juga menjadi salah satu
penyebab kepadatan penduduk. Dengan terbukanya lapangan pekerjaan di
suatu wilayah menyebabkan penduduk berbondong-bondong untuk menetap di
wilayah tersebut. Hal inilah yang menjadi penyebab kepadatan penduduk di
suatu wilayah.
4. Faktor Sosial
Faktor ini menjadi salah satu penyebab kepadatan penduduk. Penduduk
akan senang dengan suatu tempat yang wilayahnya relatif aman. Jika suatu
wilayah memiliki kondisi yang relatif tidak aman, maka wilayah tersebut
hanya akan ditempati oleh beberapa penduduk saja.
5. Faktor Bencana Alam
Terjadinya musibah berupa bencana alam di
suatu daerah dapat mengakibatkan perpindahan penduduk dalam jumlah besar
untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman hingga keadaan kembali
normal. Hal ini memang bisa memicu ledakan penduduk untuk jangka pendek
maupun jangka panjang.Misalnya Korban Lumpur Sidoarjo diatas,diperlukan kebijaksanaan untuk
menyikapinya. Pemerintah dapat menyiapkan anggaran khusus bencana alam
dan juga menyiapkan sebuah lokasi evakuasi yang dilengkapi berbagai
fasilitas untuk menjamin kesejahteraan pengungsi demi berjaga-jaga jika
terjadi bencana alam sewaktu-waktu.
6. Faktor Krisis Keamanan
Jika terjadi krisis keamanan di suatu
daerah baik itu skala regional maupun nasional maka dapat menyebabkan
perpindahan penduduk dalam skala besar untuk mencari lokasi aman hingga
konflik mereda. Misalnya saat terjadi perang atau pemberontakan. Bisa
juga karena terjadinya bentrok antar suku atau etnis. Hal seperti ini
banyak terjadi di dunia. Yang terbaik adalah dengan melakukan pencegahan
terhadap hal-hal yang bisa memicu konflik yang mengakibatkan krisis
keamanan.
7. Faktor Kayakinan/Agama
Ajaran setiap agama berisi perintah dan
larangan demi kebaikan dan keselamatan penganutnya. Ada pensucian suatu
tempat atau wilayah dan juga tuntunan untuk menuju tempat tersebut dalam
rangka ibadah. Karena itu memang bagian dari ajaran agama maka setiap
penganut agama pasti akan berusaha menjalankannya. Memang hal ini bisa
menjadi penyebab bertambahnya jumlah penduduk di suatu daerah, namun
umumnya hanya bersifat jangka pendek. Yang dibutuhkan adalah kebijakan
pemerintah dengan mengikutsertakan para tokoh agama untuk berupaya tetap
menjaga kondusifitas wilayah selama berlangsungnya kegiatan ibadah
tersebut. Contoh kasusnya, banyak muslim dari berbagai penjuru dunia
berbondong-bondong ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji.
8. Faktor Adat/Budaya
Adat/budaya juga dapat mempengaruhi
seseorang atau sekelompok orang untuk berpindah ke daerah lain. Adanya
sanksi adat ataupun sanksi sosial bagi orang yang tidak mengikuti adat
tersebut berupa cibiran atau pengucilan juga menjadi pendorong seseorang
untuk tetap menjalankan adat tersebut. Di daerah tertentu seperti di
pedesaan hal seperti ini masih banyak terjadi dimana seseorang dituntut
untuk merantau mencari penghidupan ke daerah lain seperti perkotaan.
Dalam menyikapi hal ini perlu sosialisasi
dari pemerintah kepada tokoh adat untuk mencari jalan tengah. Misalnya
seseorang hanya merantau minimal 6 bulan setelah itu ia boleh kembali ke
daerah asalnya untuk mengembangkan potensi lokal. Contoh kasusnya
adalah budaya merantau dari Minang (Sumatra Barat) dan kebiasaan warga
pedesaan untuk merantau ke perkotaan.
9. Faktor Kebijakan Instansi
Baik instansi pemerintah ataupun swasta
memiliki kebijaksanaannya masing-masing. Kebijaksanaan itu tentunya
bertujuan untuk memberikan manfaat positif. Namun adakalanya kebijakan
tersebut malah memberikan dampak yang sebelumnya tidak diharapkan.
Misalnya kebijakan sebuah perusahaan swasta yang mengharuskan pegawainya
berdomisili di daerah yang masih satu kabupaten dengan letak perusahaan
tersebut. Semula tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya karyawan
datang terlambat karena alasan transportasi. Namun tanpa disadari jumlah
penduduk di Kabupaten tersebut meningkat pesat karena banyak karyawan
yang semula berasal dari luar kabupaten terpaksa menetap di kabupaten
tersebut.
10. Faktor Moment Tertentu
Sebuah moment seperti hari raya, tahun baru
dan akhir pekan bisa mendorong banyak masa untuk berpindah tempat.
Meski biasanya hanya bersifat sementara waktu, namun kegiatan ini bisa
berlangsung berulang-ulang setiap kali moment tersebut berlangsung.
Karena sifatnya yang sementara tampaknya faktor ini tidak akan berdampak
terlalu parah terhadap jumlah penduduk di suatu daerah. Namun demikian
pemerintah juga tetap harus memperhitungkannya dan membuat berbagai
persiapan untuk menjaga kondusifitas selam berlangsungnya moment
tersebut.
Itulah beberapa faktor penyebab kepadatan
penduduk. Memang tak selamanya jumlah penduduk yang banyak selalu
berdampak negatif. Karena dengan pengolahan kualitas SDM yang baik
ditambah kebijakan pemerintah yang tepat maka jumlah penduduk yang
banyak dapat memberikan keuntungan tersendiri seperti menambah pemasukan
devisa, memperkuat kekuatan suatu negara dan menciptakan suatu
masyarakat yang modern.
Namun alangkah baiknya jika populasi
penduduk tetap terkontrol pada batasnya sehingga tercipta suasana
kondusif dan pemerataan ekonomi di setiap daerah. Itu semua hanya bisa
terwujud dengan pemahaman yang benar pada masyarakat dan peran serta
pemerintah untuk mengatur penduduknya. Semoga dengan membaca artikel ini
kita semua bisa menyadari betapa pentingnya menjaga stabilitas jumlah
penduduk di suatu daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar