Selasa, 13 Februari 2018

Makam Leluhur Warga Toyomarto Singosari Dilindas Alat Berat Pabrik Batako, Warga Bergolak

Semoga kejadian seperti ini tidak terulang di tempat lain .Warga Desa Toyomarto,  geram terhadap ulah pengembang pabrik batako PT Jaya Etika Beton yang berdiri di Dusun Sumberawan. 
Permasalahannya, makam umum nenek moyang warga Desa Toyomarto dilindas dengan alat berat untuk dijadikan jalan poros oleh pengelola pabrik. Akibat terjangan alat berat itu, nisan-nisan makam nenek moyang warga setempat sepanjang 200 meter itu rata dengan tanah. Parahnya, penerjangan makam itu tanpa persetujuan warga sekitar.

Warga pun bergolak. Mereka berbondong-bondong memblokade jalan menuju pabrik pada pekan lalu.  Mereka memblokade dengan mengumpulkan tumpukan batang kayu dan batu sepanjang jalan menuju pabrik diatas makam. Maksud dan tujuan warga memblokade jalan agar tidak dilalui alat berat menuju pabrik, karena pabrik masih dalam proses pembangunan.
Sebelumnya, pada pekan lalu warga bersama Muspika Singosari melakukan rapat tentang pemberhentian izin pendirian pabrik yang belum lengkap.
Hingga saat ini permasalahan makam warga dijadikan jalan dan dilalui alat berat itu belum ada titik temu antara pengelola pabrik dan warga sekitar.
Pantauan MalangTIMES di lokasi, sore itu sekitar pukul 15.30 WIB kondisi pintu utama masuk makam Desa Toyomarto semakin lebar setelah diterjang alat berat milik pabrik batako.
"Awalnya sebelum pabrik batako ini dibangun , jalan masuk makam lebarnya hanya sekitar 2 meter. Sekarang malah lebih lebar 3,5 meteran," kata salah satu perwakilan warga Dusun Sumberawan, Rajianto saat mengantarkan MalangTIMES di lokasi pemakaman.
Lebih lanjut pria paruh baya ini menerangkan jalan masuk makam semakin lebar. Bahkan ada beberapa makam posisinya hampir terkena dampak pelebaran jalan akibat dilalui alat berat itu. Selain makam warga hampir terkena dampak pelebaran jalan, juga beberapa makam warga diratakan untuk dijadikan jalan poros menuju pabrik panjangnya sekitar 200 meteran.
"Tuntutan warga yaitu secepatnya pengembang pabrik segera mengembalikan patokan makam seperti semula, jangan dibiarkan sebagai jalan ke pabrik. Kalau kondisinya seperti ini warga pasti marah mas," ungkap pria tiga anak ini.
Dirinya menyampaikan kehadiran pabrik ini penuh kontroversi. Warga mempermasalahkan terkait dengan perizinan maupun teknis dalam proses pembangunannya. "Warga Desa Toyomarto sudah melakukan rapat koordinasi beberapa kali mas," ucap pria 56 tahun itu.
Rapat pertama Minggu 28 Januari warga rapat di Kantor Desa Toyomarto bersama Muspika Singosari. Rapat kedua 31 Januari dwngan lembaga tokoh agama tokoh masyarakat RT dan RW Toyomarto terkait permintaan masyarakat makam dikembalikan seperti semula. Sampai sekarang tidak ada penanganan sama sekali dari pihak terkait.
Sementara itu, dalam rapat 28 Januari lalu Camat Singosari, Eko Margianto menyampaikam permasalahan pembangunan pabrik batako di Dusun Sumberawan, Dusun Gelatik, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, pihak PT Jaya Etika Beton harus menyelesaikan berkas perizinan tanah makam dan pendirian pabrik beton terlebih dahulu.
Eko mengatakan pabrik batako juga belum mengurus perizinan pendirian bangunan seperti izin HO, IMB, SIUP. "Perizinan itu harus diselesaikan dulu. Kalau tidak diselesaikan, maka akan ditutup oleh warga," kata dia.

Karena itu juga, sambung dia, untuk sementara ini pembangunan pabrik batako dihentikan terlebih dahulu sampai surat perizinan itu selesai," terangnya.
Setelah perizinan beres, pihak pemilik pabrik baru melaksanakan pembangunan. Masih menurut Eko, seharusnya pihak pengembang beserta jajarannya mengecek di lapangan dulu baru berkoordinasi dengan masyarakat sekitar.
-dari malangtimes.-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar