Selasa, 13 Februari 2018

Lagu Singosari - by Stupid Band

     Lagu Singosari ini adalah sebuah gubaan lagu lama yang pernah di populerkan oleh Ipul Singo di era 80-an . Menceritakan tentang kejayaan Singosari yang bermula dari Cerita Ken Arok- Ken Dedes. - Serat Pararaton. Walaupun sampai sekarang belum ditemukan pasti.

Sensasi 'nDeso' di sekitar Sungai Kendedes

    Tempat wisata di Candirenggo selain Candi Singosari dan Pemandian Kendedes adalah Sungai yang ada di luar Pemandian Kendedes. Tiap hari disini selalu di kunjungi warga , baik warga Candirenggo maupun dari luar . Bagi anda yang masih merindukan suasana 'nDeso' , bisa menempuh perjalanan kesini dengan naik Dokar. 



   Yang menjadi daya tarik utama disini adalah air yang mengalir di Sungai masih jernih, karena Sumber mat air cukup banyak di sekitar Pemandian . Apalagi nuansanya masih cukup alami. Tidak banyak wilayah Desa/Kelurahan  yang memiliki tempat seperti ini .

Pinggiran sungai yang di bangun cukup kuat menjadikan tempat ini dipakai 'wisata Cuci-cuci' oleh para pengunjung. Mereka juga banyak yang mandi di Sungai ini     karena airnya yang masih jernih menjadi daya tarik tersendiri.
     Jika anda membawa sepeda motor, siapkan  uang  Rp 2000,- untuk parkir. setelah itu anda dan teman-teman bisa Mandi sepuasnya di alam terbuka dengan air sungai yang jernih .
    Beberapa pengunjung yang hobi memancing juga bisa membawa kail kesini. bisa memancing di kolam pemancingan , atau di sungainya.

    Disekitar Sungai Kendedes, nuansa  alami juga masih terlihat. di Sungai dekat bagian bawah jembatan terdapat tempat memandikan sapi2 oleh para penggarap sawah.
Beberapa binatang komunitas sawah juga kerap kali terlihat disini. seperti katak, ikan, kadal, kupu-kupu,belalang, bahkan ular air yang sempat tertangkap kamera kami.
   Jadi , jika anda tidak punya banyak waktu dan ingin liburan alami alternatif murah, disinilah tempatnya.

Parkir di Pemandian Kendedes berat diongkos

Warga netizen Singosari sempat digegerkan oleh biaya parkir di daerah Jalan Kendedes yang dinilai cukup mahal.


"Iki piye lur.....karcis parkir nang kendedes kog 10 ewu....padahal aq ora nang pemandiane....tp nang kali etane pemandian...saking ngeterno anak golek iwak jarene....??...parkir cedeke jembatan....padahal aq yo wong singosari....
Opo g kelarangen ta parkire....nyuwun pencerahan....opo g 5000 ae...", Tulis Kadir dalam postingannya di Grup Singosari.

      Beberapa foto karcis parkir juga turut diunggah oleh Netizen Singosari, tanggapan miringpun dlayangkan pada pihak pengelola parkir disana. Apalagi karcis tersebut memuat  Pemandian Kendedes  dan Karang Taruna RT 05 RW 06 sebagai pengelola.
     Nah, lhoo yaopo iki solusine....??

Makam Leluhur Warga Toyomarto Singosari Dilindas Alat Berat Pabrik Batako, Warga Bergolak

Semoga kejadian seperti ini tidak terulang di tempat lain .Warga Desa Toyomarto,  geram terhadap ulah pengembang pabrik batako PT Jaya Etika Beton yang berdiri di Dusun Sumberawan. 
Permasalahannya, makam umum nenek moyang warga Desa Toyomarto dilindas dengan alat berat untuk dijadikan jalan poros oleh pengelola pabrik. Akibat terjangan alat berat itu, nisan-nisan makam nenek moyang warga setempat sepanjang 200 meter itu rata dengan tanah. Parahnya, penerjangan makam itu tanpa persetujuan warga sekitar.

Warga pun bergolak. Mereka berbondong-bondong memblokade jalan menuju pabrik pada pekan lalu.  Mereka memblokade dengan mengumpulkan tumpukan batang kayu dan batu sepanjang jalan menuju pabrik diatas makam. Maksud dan tujuan warga memblokade jalan agar tidak dilalui alat berat menuju pabrik, karena pabrik masih dalam proses pembangunan.
Sebelumnya, pada pekan lalu warga bersama Muspika Singosari melakukan rapat tentang pemberhentian izin pendirian pabrik yang belum lengkap.
Hingga saat ini permasalahan makam warga dijadikan jalan dan dilalui alat berat itu belum ada titik temu antara pengelola pabrik dan warga sekitar.
Pantauan MalangTIMES di lokasi, sore itu sekitar pukul 15.30 WIB kondisi pintu utama masuk makam Desa Toyomarto semakin lebar setelah diterjang alat berat milik pabrik batako.
"Awalnya sebelum pabrik batako ini dibangun , jalan masuk makam lebarnya hanya sekitar 2 meter. Sekarang malah lebih lebar 3,5 meteran," kata salah satu perwakilan warga Dusun Sumberawan, Rajianto saat mengantarkan MalangTIMES di lokasi pemakaman.
Lebih lanjut pria paruh baya ini menerangkan jalan masuk makam semakin lebar. Bahkan ada beberapa makam posisinya hampir terkena dampak pelebaran jalan akibat dilalui alat berat itu. Selain makam warga hampir terkena dampak pelebaran jalan, juga beberapa makam warga diratakan untuk dijadikan jalan poros menuju pabrik panjangnya sekitar 200 meteran.
"Tuntutan warga yaitu secepatnya pengembang pabrik segera mengembalikan patokan makam seperti semula, jangan dibiarkan sebagai jalan ke pabrik. Kalau kondisinya seperti ini warga pasti marah mas," ungkap pria tiga anak ini.
Dirinya menyampaikan kehadiran pabrik ini penuh kontroversi. Warga mempermasalahkan terkait dengan perizinan maupun teknis dalam proses pembangunannya. "Warga Desa Toyomarto sudah melakukan rapat koordinasi beberapa kali mas," ucap pria 56 tahun itu.
Rapat pertama Minggu 28 Januari warga rapat di Kantor Desa Toyomarto bersama Muspika Singosari. Rapat kedua 31 Januari dwngan lembaga tokoh agama tokoh masyarakat RT dan RW Toyomarto terkait permintaan masyarakat makam dikembalikan seperti semula. Sampai sekarang tidak ada penanganan sama sekali dari pihak terkait.
Sementara itu, dalam rapat 28 Januari lalu Camat Singosari, Eko Margianto menyampaikam permasalahan pembangunan pabrik batako di Dusun Sumberawan, Dusun Gelatik, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, pihak PT Jaya Etika Beton harus menyelesaikan berkas perizinan tanah makam dan pendirian pabrik beton terlebih dahulu.
Eko mengatakan pabrik batako juga belum mengurus perizinan pendirian bangunan seperti izin HO, IMB, SIUP. "Perizinan itu harus diselesaikan dulu. Kalau tidak diselesaikan, maka akan ditutup oleh warga," kata dia.

Karena itu juga, sambung dia, untuk sementara ini pembangunan pabrik batako dihentikan terlebih dahulu sampai surat perizinan itu selesai," terangnya.
Setelah perizinan beres, pihak pemilik pabrik baru melaksanakan pembangunan. Masih menurut Eko, seharusnya pihak pengembang beserta jajarannya mengecek di lapangan dulu baru berkoordinasi dengan masyarakat sekitar.
-dari malangtimes.-

Sabtu, 10 Februari 2018

Koramil Singosari Berhasil Gagalkan Pelaku Curanmor, Satu Pelaku Masih Bocah

 Koramil 0818/26 Singosari berhasil menggagalkan pelaku pencurian kendaraan bermotor roda empat, di Asrama Koramil Singasari, Jalan Simpang Wijaya, Kelurahan Pagentan, Kecamatan Singosari, Kamis (8/2) malam.
Salah satu pelaku berinisial AF (15) warga Dusun Ngranggung, Desa Sukoharjo, Kecamatan Sleman, Yogyakarta, diamankan petugas.
Komandan Koramil (Danramil) 0818 /26 Singosari Kapten Arm. Abdul Kodir saat dihubungi menyampaikan bahwa pihaknya telah berhasil menangkap pelaku curanmor yang masih di bawah umur.
Awalnya, pelaku AF bersama ketiga temannya, sekitar pukul 22.30 WIB, berupaya melakukan pencurian mobil di rumah Bambang Sujatmiko (46) warga Jalan Anjasmoro, Desa Turirejo, Kecamatan Lawang yang diparkir di pinggir jalan Simpang Wijaya Kelurahan Pagentan Kecamatan Singosari (depan rumah Dinas Koramil Singosari).


 Pelaku saat berhasil di tangkap anggota Koramil Singosari. (Istimewa)
Pelaku saat berhasil di tangkap anggota Koramil Singosari. (Istimewa)
Kodir menjelaskan, bahwa mobil jenis Daihatsu Zebra bernomor polisi L 1346 VE ini milik Serda Bambang Sujatmiko yang merupakan anggota Koramil Tirtoyudo.
“Saat gerombolan maling kendaraan ini berusaha membawa lari mobil tersebut, ulah mereka diketahui oleh Safiah Wardah Kamila (istri dari Serda Bambang) yang sontak berteriak maling dan didengar anggota piket Koramil Singosari yaitu Serda Dewa dan Sertu Paiman, tak lama mereka langsung menangkap AF, saat itu sedang berada di dalam mobil yang hendak di jalankan,” jelas Kodir.
Akan tetapi, lanjut Qodir, tiga pelaku lain berhasil melarikan diri, sedangkan satu pelaku AF mengalami nasib sial karena tertangkap, dan AF pun diserahkan ke Mapolsek Singosari.

sbr : malangvoice

Minggu, 04 Februari 2018

Wisata Bukit Budugasu

    Bagi anda yang suka jalan" wisata di alam terbuka dengan track yang penuh tanntangan, bukit Budugasu adalah pilihan yang bagus. terletak di sebelah barat kebun teh Wonosari. Netizen sudah banyak yang berkunjung kesana, selfie" dan memviralkannya lewat medsos. Tempat itu memang menawarkan pesona keindahan pemandangan sejauh mata memandang.
     Begitu menaiki bukit tersebut, maka suasana khas pegunungan tampak hadir di depan mata Anda. Selain penampakan Gunung Arjuno yang begitu megah, hamparan padang sabana hijau bakal memanjakan penglihatan Anda. Ada pula hamparan kebun teh yang hijau di sebelah barat. Pemandangan di tempat ini saat malam hari pun cukup menawan, terutama di kala bulan purnama.
Meski masyarakat sekitar memberinya nama Bodog Asu, namun salah satu wisata anyar di Malang bagian utara ini memiliki banyak sebutan. Ada yang menyebut Budukasu, Buduk Asu, atau pun Budug Asu.
       Awalnya, Bukit Budug Asu yang baru-baru ini dikelola warga setempat tersebut hanya menjadi jujugan bagi kalangan motor crosser atau offroader sebagai jalur utama di kaki Gunung Arjuna. Namun, seiring waktu berjalan, karena makin banyaknya crosser dan offroader yang datang, kemudian menginspirasi warga setempat untuk membuat spot foto dan beberapa fasilitas lainnya. Alhasil, sekarang ini bukan hanya para penggemar olah raga outdoor race saja yang jadi pengunjung bukit itu, melainkan juga para pecinta fotografi, termasuk mereka yang doyan selfie.
       Bukit Budug Asu ini memiliki sebuah gardu pandang yang menjadi tempat wajib untuk melakukan sesi foto. Uniknya, gardu pandang tersebut berbentuk kepala srigala yang menjadi ikon tempat ini. Selain itu terdapat pula fasilitas toilet bagi pengunjung yang membutuhkannya.



 
 
Keindahan bukit Budug Asu | Foto: Instagram/adhibroo
          Lokasinya yang berada di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut membuat tempat ini memiliki suasana yang begitu sejuk. Tentu saja hal itu membuat Bukit Budug Asu cocok juga bagi para pendaki gunung pemula dan mereka yang doyan berkemah.
Belum banyak yang tahu keberadaan wisata baru ini, kecuali para crosser dan offroader saja yang sering ke sini. Untuk mencapai tempat ini janganlah berharap pada GPS, karena memang lokasinya belum teridentifikasi oleh google maps. Karenanya, silakan Anda tanya kepada petugas atau warga yang ada di Agrowisata Kebun Teh.
           Untuk menuju ke Bukit Budug Asu Anda harus menempuh perjalanan yang cukup menantang. Yang jadi tantangan tak lain dan tak bukan adalah kondisi jalan menuju lokasi yang kurang bagus, karena belum beraspal, licin, berkubang lumpur, dan berbatu. Solusinya, Anda bisa mengandalkan sepeda motor khusus cross. Perjalanan naik ke atas bukit membutuhkan waktu tempuh sekitar 2,5 jam, sedangkan turunnya sekitar 1.5 sampai 2 jam.