Senin, 24 September 2018

Perkembangan KEK & Potensi Wisata Religi di Singosari

Rekan-rekan” Forum Kelompok Informasi  Masyarakat Singosari beberapa hari yang lalu  mengunjungi Gus IM ( Imron Rosyadi) yang baru saja pulang dari Makkah usai menjalani ibadah Haji, di kediamannya yang bertempat di Jl. Kramat, Pagentan Kemarin ada  informasi yang kami anggap menarik untuk disimak.
      Kami memperoleh bebepara informasi  berkenaan dengan wilayah Singosari. Mulai Sejarah, perkembangan rencana  Singosari yang akan segera menjadi KEK ( Kawasan Ekonomi Khusus )  hingga potensi tempat wisata religi di daerah Bungkuk .

Kawasan Ekonomi Khusus
      “Singosari yang sudah di promosikan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus mulai tahun lalu , sejauh ini sudah di tanda tangani oleh Presiden Joko Wi. Ketika Bu Khofifah ( Gubernur baru terpilih JATIM) berkunjung ke sini, saya lewat istri saya menyampaikan kepada beliau untuk mengaktifkan peranan masyarakat di wilayah Singosari pada saat KEK nanti mulai aktif. Jangan sampai warga Singosari hanya sebagai penonton saja,tapi mereka juga harus bisa aktif dan bisa meningkatkan perekonomian  keluarganya”, Terang Gus Im
       Jika kita amati, di beberapa ruas jalan utama sudah mulai dilakukan pelebaran Jalan, misalnya di Klampok dan Langlang . di beberapa titik juga sudah mulai terpasang papan papan keterangan arah jalan dan tempat wisata. Untuk yang ini kami belum melakukan konfirmasi ke pihak-pihak terkait.

Sejarah Tugu berbentuk Obor di Depan Pujisari .


Sebagaimana tertulis dalam  arsip pergerakan di Jawa Timur, Singosari menyimpan sejarah
 – “ Pada masa itu, laskar Sabilillah berkoordinasi dengan laskar Hizbullah yang memiliki tujuan yang sama untuk merebut kemerdekaan. Peranan dari kedua laskar ini sangat penting dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan terutama ketika meletus perlawanan di Surabaya pada november 1945. Dalam pertempuran tersebut, KH Masjkur dengan gigih berjuang dan menjadi komandan dari berbagai laskar untuk mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia.  Selain sebagai panglima laskar, KH Masjkur juga sempat menyandang sebuah jabatan yang cukup tinggi di pemerintahan. Dia sempat empat kali menjadi Menteri Agama secara berturut-turut pada Kabinet Amir Syarifuddin (1947), Kabinet Presidenssil Moh. Hatta (1948), Kabinet VII Negara RI, Kabinet Darurat dan Komisariat PDRI (1949), Kabinet Hatta (1949) dan Kabinet Peralihan RI. – “ Merdeka.com
     Diperkirakan, dalam peristiwa heorik itu Singosari menjadi Meeting point  para pejuang laskar jihad dari Malang Raya dan sekitarnya.

Dari beberapa informasi dari orang-orang tua mereka juga memberikan masukan. di lokasi itu pula kemungkinan terjadi pada saat pecahnya peristiwa Malang Bumi Hangus yang notabene buntut dari kejadian aksi Agresi Militer Belanda

    “Di situ dulu adalah merupakan tempat terjadinya  para pejuang kemerdekaan yang  berperang melawan Belanda . Mereka , para pejuang dari golongan santri yang ada di wilayah Malang Raya dan sekitarnya “, Terang Gus Im.

    “Banyak para pejuang yang gugur di sekitar lokasi itu. Bahkan Konon, Kiyai Hasyim Asy’ari  sempat terkejut karena pecahnya perang di Singosari sebelum akhirnya beliau wafat “, lanjut Gus Im.
     KH. Hasyim Asy’ari yang kita kenal sebagai Tokoh pendiri NU ternyata pernah mengunjungi pondok Bungkuk Singosari  dimasa- masa pergerakan. “Dari keterangan Santri di Pondok Bungkuk ,Dulu Saat Mbah  Kyai Thohir masih hidup, sudah dua kali KH Hasyim Asy’ari berkunjung ke sini untuk silaturrahmi. Mungkin ini ada hubungannya dengan silaturrahmi antar Kyai Torikot”, Lanjut Gus Im yang saat ini menjadi Peneliti Senior di Wahid Foundation.


Bungkuk sebagai Potensi Wisata Religi

Di akhir perbincangan, Gus Im mengutarakan idenya untuk mengusulkan kawasan Bungkuk sebagai tempat Wisata Religi. “ Saya punya angan-angan bahwa di Bungkuk ini bisa saja menjadi tempat wisata Religi seperti di daerah Ampel, Surabaya, karena sudah banyak sekali para peziarah yang berdatangan dengan memakai kendaraan Bus. Jika Memang Singosari ini dicanangkan sebagai Kota Santri, tentunya kita harus bisa memberikan tempat khusus yang bisa dijadikan tempat percontohan. Dan Bungkuk adalah lokasi yang paling tepat “, ungkapnya.

Selama ini memang kita ketahui Bungkuk, selain menjadi pondok pesantren yang paling tua di Malang, disana pula ada 2 makam tokoh  besar yakni, Mbah Kyai Thohir ( Tokoh Pendiri )  dan KH Masykur ( Menteri Agama RI Pertama)