Lagu Singosari ini adalah sebuah gubaan lagu lama yang pernah di
populerkan oleh Ipul Singo di era 80-an . Menceritakan tentang kejayaan
Singosari yang bermula dari Cerita Ken Arok- Ken Dedes. - Serat
Pararaton. Walaupun sampai sekarang belum ditemukan pasti.
Tempat wisata di Candirenggo selain Candi Singosari dan Pemandian
Kendedes adalah Sungai yang ada di luar Pemandian Kendedes. Tiap hari
disini selalu di kunjungi warga , baik warga Candirenggo maupun dari
luar . Bagi anda yang masih merindukan suasana 'nDeso' , bisa menempuh
perjalanan kesini dengan naik Dokar.
Yang menjadi daya tarik utama disini adalah air yang mengalir di
Sungai masih jernih, karena Sumber mat air cukup banyak di sekitar
Pemandian . Apalagi nuansanya masih cukup alami. Tidak banyak wilayah
Desa/Kelurahan yang memiliki tempat seperti ini .
Pinggiran sungai yang di bangun cukup kuat menjadikan tempat ini dipakai
'wisata Cuci-cuci' oleh para pengunjung. Mereka juga banyak yang mandi
di Sungai ini karena airnya yang masih jernih menjadi daya tarik
tersendiri.
Jika anda membawa sepeda motor, siapkan uang Rp 2000,- untuk
parkir. setelah itu anda dan teman-teman bisa Mandi sepuasnya di alam
terbuka dengan air sungai yang jernih .
Beberapa pengunjung yang hobi memancing juga bisa membawa kail
kesini. bisa memancing di kolam pemancingan , atau di sungainya.
Disekitar Sungai Kendedes, nuansa alami juga masih terlihat. di
Sungai dekat bagian bawah jembatan terdapat tempat memandikan sapi2 oleh
para penggarap sawah.
Beberapa binatang komunitas sawah juga kerap kali terlihat disini.
seperti katak, ikan, kadal, kupu-kupu,belalang, bahkan ular air yang
sempat tertangkap kamera kami.
Jadi , jika anda tidak punya banyak waktu dan ingin liburan alami alternatif murah, disinilah tempatnya.
Warga netizen Singosari sempat digegerkan oleh biaya parkir di daerah Jalan Kendedes yang dinilai cukup mahal.
"Iki piye lur.....karcis parkir nang kendedes kog 10 ewu....padahal aq ora nang pemandiane....tp nang kali etane pemandian...saking ngeterno anak golek iwak jarene....??...parkir cedeke jembatan....padahal aq yo wong singosari....
Opo g kelarangen ta parkire....nyuwun pencerahan....opo g 5000 ae...", Tulis Kadir dalam postingannya di Grup Singosari.
Beberapa foto karcis parkir juga turut diunggah oleh Netizen Singosari, tanggapan miringpun dlayangkan pada pihak pengelola parkir disana. Apalagi karcis tersebut memuat Pemandian Kendedes dan Karang Taruna RT 05 RW 06 sebagai pengelola. Nah, lhoo yaopo iki solusine....??
Semoga kejadian seperti ini tidak terulang di tempat lain .Warga Desa Toyomarto, geram terhadap ulah
pengembang pabrik batako PT Jaya Etika Beton yang berdiri di Dusun
Sumberawan.
Permasalahannya, makam umum nenek moyang warga Desa Toyomarto
dilindas dengan alat berat untuk dijadikan jalan poros oleh pengelola
pabrik. Akibat terjangan alat berat itu, nisan-nisan makam nenek moyang
warga setempat sepanjang 200 meter itu rata dengan tanah. Parahnya,
penerjangan makam itu tanpa persetujuan warga sekitar.
Warga pun bergolak. Mereka berbondong-bondong memblokade jalan menuju
pabrik pada pekan lalu. Mereka memblokade dengan mengumpulkan tumpukan
batang kayu dan batu sepanjang jalan menuju pabrik diatas makam. Maksud
dan tujuan warga memblokade jalan agar tidak dilalui alat berat menuju
pabrik, karena pabrik masih dalam proses pembangunan.
Sebelumnya, pada pekan lalu warga bersama Muspika Singosari melakukan
rapat tentang pemberhentian izin pendirian pabrik yang belum lengkap.
Hingga saat ini permasalahan makam warga dijadikan jalan dan dilalui
alat berat itu belum ada titik temu antara pengelola pabrik dan warga
sekitar.
Pantauan MalangTIMES di lokasi, sore itu sekitar pukul 15.30 WIB
kondisi pintu utama masuk makam Desa Toyomarto semakin lebar setelah
diterjang alat berat milik pabrik batako.
"Awalnya sebelum pabrik batako ini dibangun , jalan masuk makam
lebarnya hanya sekitar 2 meter. Sekarang malah lebih lebar 3,5 meteran,"
kata salah satu perwakilan warga Dusun Sumberawan, Rajianto saat
mengantarkan MalangTIMES di lokasi pemakaman.
Lebih lanjut pria paruh baya ini menerangkan jalan masuk makam
semakin lebar. Bahkan ada beberapa makam posisinya hampir terkena dampak
pelebaran jalan akibat dilalui alat berat itu. Selain makam warga
hampir terkena dampak pelebaran jalan, juga beberapa makam warga
diratakan untuk dijadikan jalan poros menuju pabrik panjangnya sekitar
200 meteran.
"Tuntutan warga yaitu secepatnya pengembang pabrik segera
mengembalikan patokan makam seperti semula, jangan dibiarkan sebagai
jalan ke pabrik. Kalau kondisinya seperti ini warga pasti marah mas,"
ungkap pria tiga anak ini.
Dirinya menyampaikan kehadiran pabrik ini penuh kontroversi. Warga
mempermasalahkan terkait dengan perizinan maupun teknis dalam proses
pembangunannya. "Warga Desa Toyomarto sudah melakukan rapat koordinasi
beberapa kali mas," ucap pria 56 tahun itu.
Rapat pertama Minggu 28 Januari warga rapat di Kantor Desa Toyomarto
bersama Muspika Singosari. Rapat kedua 31 Januari dwngan lembaga tokoh
agama tokoh masyarakat RT dan RW Toyomarto terkait permintaan masyarakat
makam dikembalikan seperti semula. Sampai sekarang tidak ada penanganan
sama sekali dari pihak terkait.
Sementara itu, dalam rapat 28 Januari lalu Camat Singosari, Eko
Margianto menyampaikam permasalahan pembangunan pabrik batako di Dusun
Sumberawan, Dusun Gelatik, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari,
Kabupaten Malang, pihak PT Jaya Etika Beton harus menyelesaikan berkas
perizinan tanah makam dan pendirian pabrik beton terlebih dahulu.
Eko mengatakan pabrik batako juga belum mengurus perizinan pendirian
bangunan seperti izin HO, IMB, SIUP. "Perizinan itu harus diselesaikan
dulu. Kalau tidak diselesaikan, maka akan ditutup oleh warga," kata dia.
Karena itu juga, sambung dia, untuk sementara ini pembangunan pabrik
batako dihentikan terlebih dahulu sampai surat perizinan itu selesai,"
terangnya.
Setelah perizinan beres, pihak pemilik pabrik baru melaksanakan
pembangunan. Masih menurut Eko, seharusnya pihak pengembang beserta
jajarannya mengecek di lapangan dulu baru berkoordinasi dengan
masyarakat sekitar.
-dari malangtimes.-
Koramil 0818/26 Singosari berhasil
menggagalkan pelaku pencurian kendaraan bermotor roda empat, di Asrama
Koramil Singasari, Jalan Simpang Wijaya, Kelurahan Pagentan, Kecamatan
Singosari, Kamis (8/2) malam.
Salah satu pelaku berinisial AF (15) warga Dusun Ngranggung, Desa Sukoharjo, Kecamatan Sleman, Yogyakarta, diamankan petugas.
Komandan Koramil (Danramil) 0818 /26 Singosari Kapten Arm. Abdul
Kodir saat dihubungi menyampaikan bahwa pihaknya telah berhasil
menangkap pelaku curanmor yang masih di bawah umur.
Awalnya, pelaku AF bersama ketiga temannya, sekitar pukul 22.30 WIB,
berupaya melakukan pencurian mobil di rumah Bambang Sujatmiko (46) warga
Jalan Anjasmoro, Desa Turirejo, Kecamatan Lawang yang diparkir di
pinggir jalan Simpang Wijaya Kelurahan Pagentan Kecamatan Singosari
(depan rumah Dinas Koramil Singosari).
Pelaku saat berhasil di tangkap anggota Koramil Singosari. (Istimewa)
Kodir menjelaskan, bahwa mobil jenis Daihatsu Zebra bernomor polisi L
1346 VE ini milik Serda Bambang Sujatmiko yang merupakan anggota
Koramil Tirtoyudo.
“Saat gerombolan maling kendaraan ini berusaha membawa lari mobil
tersebut, ulah mereka diketahui oleh Safiah Wardah Kamila (istri dari
Serda Bambang) yang sontak berteriak maling dan didengar anggota piket
Koramil Singosari yaitu Serda Dewa dan Sertu Paiman, tak lama mereka
langsung menangkap AF, saat itu sedang berada di dalam mobil yang
hendak di jalankan,” jelas Kodir.
Akan tetapi, lanjut Qodir, tiga pelaku lain berhasil melarikan diri,
sedangkan satu pelaku AF mengalami nasib sial karena tertangkap, dan AF
pun diserahkan ke Mapolsek Singosari.
Bagi anda yang suka jalan" wisata di alam terbuka dengan track yang penuh tanntangan, bukit Budugasu adalah pilihan yang bagus. terletak di sebelah barat kebun teh Wonosari. Netizen sudah banyak yang berkunjung kesana, selfie" dan memviralkannya lewat medsos. Tempat itu memang menawarkan pesona keindahan pemandangan sejauh mata
memandang.
Begitu
menaiki bukit tersebut, maka suasana khas pegunungan tampak hadir di
depan mata Anda. Selain penampakan Gunung Arjuno yang begitu megah,
hamparan padang sabana hijau bakal memanjakan penglihatan Anda. Ada pula
hamparan kebun teh yang hijau di sebelah barat. Pemandangan di tempat
ini saat malam hari pun cukup menawan, terutama di kala bulan purnama.
Meski
masyarakat sekitar memberinya nama Bodog Asu, namun salah satu wisata
anyar di Malang bagian utara ini memiliki banyak sebutan. Ada yang
menyebut Budukasu, Buduk Asu, atau pun Budug Asu.
Awalnya, Bukit Budug Asu yang baru-baru ini dikelola warga setempat tersebut hanya menjadi jujugan bagi kalangan motor crosser atau offroader sebagai jalur utama di kaki Gunung Arjuna. Namun, seiring waktu berjalan, karena makin banyaknya crosser dan offroader
yang datang, kemudian menginspirasi warga setempat untuk membuat spot
foto dan beberapa fasilitas lainnya. Alhasil, sekarang ini bukan hanya
para penggemar olah raga outdoor race saja yang jadi pengunjung bukit itu, melainkan juga para pecinta fotografi, termasuk mereka yang doyan selfie.
Bukit
Budug Asu ini memiliki sebuah gardu pandang yang menjadi tempat wajib
untuk melakukan sesi foto. Uniknya, gardu pandang tersebut berbentuk
kepala srigala yang menjadi ikon tempat ini. Selain itu terdapat pula
fasilitas toilet bagi pengunjung yang membutuhkannya.
Keindahan bukit Budug Asu | Foto: Instagram/adhibroo Lokasinya
yang berada di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut membuat
tempat ini memiliki suasana yang begitu sejuk. Tentu saja hal itu
membuat Bukit Budug Asu cocok juga bagi para pendaki gunung pemula dan
mereka yang doyan berkemah.
Belum banyak yang tahu keberadaan wisata baru ini, kecuali para crosser dan offroader
saja yang sering ke sini. Untuk mencapai tempat ini janganlah berharap
pada GPS, karena memang lokasinya belum teridentifikasi oleh google maps. Karenanya, silakan Anda tanya kepada petugas atau warga yang ada di Agrowisata Kebun Teh.
Untuk
menuju ke Bukit Budug Asu Anda harus menempuh perjalanan yang cukup
menantang. Yang jadi tantangan tak lain dan tak bukan adalah kondisi
jalan menuju lokasi yang kurang bagus, karena belum beraspal, licin,
berkubang lumpur, dan berbatu. Solusinya, Anda bisa mengandalkan sepeda
motor khusus cross. Perjalanan naik ke atas bukit membutuhkan waktu
tempuh sekitar 2,5 jam, sedangkan turunnya sekitar 1.5 sampai 2 jam.